1. Universitas Negeri
Universitas
Terbuka (UT) adalah Perguruan Tinggi Negeri ke-45 di Indonesia yang diresmikan
pada tanggal 4 September 1984, berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 41 Tahun
1984. (silahkan klik disini) UT memiliki 4 Fakultas, yaitu Fakultas Ekonomi (FEKON), Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
(FMIPA), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) dan satu Program
Pascasarjana. Pada tahun 2015 UT menyelenggarakan 34 program studi yang terdiri
dari 28 Program Sarjana Non Pendas (25 Program Sarjana dan 3 Program Diploma),
2 Program Sarjana Pendas, dan 4 Program Magister.
UT telah mencetak jutaan sarjana
yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Berdasarkan jumlah mahasiswa-nya,
Universitas Terbuka menduduki peringkat ke-6 terbesar di dunia. UT didirikan dengan beberapa tujuan mendasar yang sangat
berkeadilan dan “merakyat”, yaitu:
1) memberikan kesempatan yang
luas bagi warga negara Indonesia dan warga negara asing, di mana pun tempat
tinggalnya, untuk memperoleh pendidikan tinggi;
2) memberikan layanan pendidikan
tinggi bagi mereka, yang karena bekerja atau karena alasan lain, tidak dapat
melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi tatap muka; dan
3) mengembangkan program
pendidikan akademik dan profesional sesuai dengan kebutuhan nyata pembangunan
yang belum banyak dikembangkan oleh perguruan tinggi lain.
2. Sangat Murah
Universitas Terbuka |
Kenapa sangat
murah? Karena biaya SKS nya lebih murah dari biaya nonton bioskop atau
nongkrong di Mall. Percaya gak percaya, biaya per SKS nya dari Rp.35.000;
s/d Rp.50.000; . Lihat di sini ( biaya pendidikan UT).
Kirana Dwi Astuti, lulusan sebuah
sekolah menengah kejuruan perhotelan di Pemalang, Jawa Tengah, juga memutuskan
kuliah di UT. Pertimbangannya, biaya yang murah.
Awalnya, dia hijrah dari Pemalang
ke Jakarta karena ingin mencari pekerjaan sesuai latar belakang pendidikannya,
yaitu di hotel berbintang di Jakarta. Setelah melamar ke berbagai tempat, dia
diterima di sebuah klinik gigi. Pekerjaan itu dia anggap sebagai batu loncatan
untuk mencari pengalaman. Eh, ternyata gajinya tidak cukup untuk menutupi biaya
dan kebutuhan hidupnya di Jakarta.
Mengikuti saran orangtua dan
kerabatnya, Kirana akhirnya memilih pekerjaan sebagai pengasuh anak. Uang hasil
jerih payahnya itu dia gunakan untuk membiayai kuliah di UT. Hebat yaa?
”Soalnya kalau enggak di UT,
biaya kuliahnya kan mahal. Enggak mungkin orangtua saya bisa membiayai.
Untunglah, ada UT yang biayanya terjangkau. Saya awalnya tidak percaya,
termasuk orangtua. Tapi saya senang, akhirnya bisa kuliah, tanpa merepotkan
orangtua saya,” kata Kirana.
Untuk 1 SKS, Kirana ”hanya”
membayar Rp 20.000. Total dengan biaya administrasi dan kartu mahasiswa, biaya
yang dikeluarkan Kirana sekitar Rp 755.000. Untuk buku-buku atau bahan ajar
yang dia perlukan, Kirana membayar Rp 350.000.
”Saya juga berencana mengikuti
tutorial. Biayanya Rp 150.000 per mata kuliah. Tapi saya tidak ambil semua.
Hanya untuk mata kuliah yang kira-kira sulit saja,” kata Kirana.
(sumber : Kompas)
3. Kualitas Terjamin
Tidak
perlu khawatir dengan kualitas lulusan Universitas Terbuka. UT memiliki sistem penjaminan yang
komprehensif. Mulai program yang terakreditasi hingga melibatkan organisasi
internasional untuk mereview sistem pendidikan jarak jauh yang diberlakukan di
UT, termasuk auditor ISO.
Sejak tahun 2002, Universitas
Terbuka (UT) telah mengembangkan sistem jaminan kualitas (SIMINTAS) yang
digunakan untuk menjamin kualitas dari seluruh produk maupun kegiatan yang ada
di UT. Simintas UT pada awalnya diadopsi dari Asian Association of Open Universities
Quality Assurance Frame Work (AAOU QA Frame Work), yang terdiri dari 9 komponen
dan 107 poin kebijakan kualitas yang berupa pernyataan praktek baik.
Dalam perjalanan penjaminan
kualitas di UT tidak hanya berpaku pada satu sistem, karena dari tahun 2006 UT
menggunakan standar ISO 9001 (Quality Management System) untuk memastikan
bidang –bidang Layanan Bahan Ajar, Pengembangan dan Layanan Bahan Ajar dan
Ujian, Layanan Administrasi Akademik, dan Layanan Belajar Jarak Jauh untuk
seluruh UPBJJ-UT atau seluruh proses yang dilaksanakan di UT berjalan sesuai
dengan standar internasional ISO 9001.
Secara akademik, UT juga
memastikan bahwa kualitas akademik UT sudah diakui secara nasional dengan
mendapatkan akreditasi dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi(BAN-PT).
Kualitas UT sebagai penyelenggara
pendidikan terbuka jarak jauh (PTTJJ) juga sudah diakui secara internasional
dengan diperolehnya pengakuan dari Internasional Council for Distance Education
(ICDE) setelah melakukan review kualitas pada tahun 2005, dan 2010.
Setelah sepuluh tahun pelaksanaan
Simintas, pada tahun 2012 UT merevisi Simintas UT 2002. Hal ini dilakukan untuk
memenuhi tuntutan perkembangan jaman dan teknologi. Revisi dilaksanakan dengan
mengintegrasikan seluruh persyaratan standar kualitas yang diharuskan oleh
Undang-undang, Peraturan Negara, AAOU QA Statements of Best Practices dan juga
dengan Renstra dan Renop UT untuk memenuhi standar kualitas baik nasional (BANPT) maupun internasional (ISO 9001 dan ICDE).
4. UT Sebagai Leader Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dengan Sistem Online
jpnn.com, TANGSEL - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir menyebut, mahasiswa Universitas Terbuka (UT) adalah milenial. Sebelum ada perguruan tinggi yang melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) dengan sistem online, UT sudah jadi leader.
"Mahasiswa UT itu mahasiswa milenial dan pembaharu. Saya bangga karena UT sebagai perguruan tinggi negeri sudah menunjukkan eksistensinya," kata Menteri Nasir dalam sambutannya di Disorseni (diskusi ilmiah, pekan olahraga, dan seni) UT, Rabu (26/9).
Dia menyebutkan, sudah menandatangani Permenristekdikti tentang PJJ (pendidikan jarak jauh). Dengan demikian posisi UT akan semakin diperhitungkan. Sebab, akan makin banyak mahasiswa yang lebih tertarik dengan PJJ karena lebih efisien dari sisi dana dan waktu.
Pada kesempatan tersebut Sukma Raharjo dan Febby Batari, mengaku lebih tertarik lebih tertarik masuk UT. Selain UT adalah PTN, akreditasinya juga A.
4. Terjangkau Oleh Semua Lapisan Masyarakat
jpnn.com, TANGSEL - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir menyebut, mahasiswa Universitas Terbuka (UT) adalah milenial. Sebelum ada perguruan tinggi yang melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) dengan sistem online, UT sudah jadi leader.
"Mahasiswa UT itu mahasiswa milenial dan pembaharu. Saya bangga karena UT sebagai perguruan tinggi negeri sudah menunjukkan eksistensinya," kata Menteri Nasir dalam sambutannya di Disorseni (diskusi ilmiah, pekan olahraga, dan seni) UT, Rabu (26/9).
Dia menyebutkan, sudah menandatangani Permenristekdikti tentang PJJ (pendidikan jarak jauh). Dengan demikian posisi UT akan semakin diperhitungkan. Sebab, akan makin banyak mahasiswa yang lebih tertarik dengan PJJ karena lebih efisien dari sisi dana dan waktu.
Pada kesempatan tersebut Sukma Raharjo dan Febby Batari, mengaku lebih tertarik lebih tertarik masuk UT. Selain UT adalah PTN, akreditasinya juga A.
4. Terjangkau Oleh Semua Lapisan Masyarakat
UT
sangat cocok untuk mahasiswa yang tinggal di daerah terpencil atau pedesaan. UT
juga sangat direkomendasikan untuk para karyawan, pengusaha, petani, pedagang,
dan berbagai profesi lain yang ingin kuliah tanpa meninggalkan pekerjaannya.
Hal ini sangat beralasan karena UT menerapkan sistem belajar jarak jauh dan terbuka. Istilah jarak jauh berarti pembelajaran tidak dilakukan secara tatap muka, melainkan menggunakan media, baik media cetak (modul) maupun non-cetak (audio/video, komputer/internet, siaran radio dan televisi). Definisi terbuka berarti tidak adanya pembatasan usia, tahun ijazah, masa belajar, waktu registrasi, dan frekuensi mengikuti ujian. Batasan yang ada hanyalah bahwa setiap mahasiswa Universitas Terbuka sudah menamatkan jenjang pendidikan menengah atas dan sederajat.
Hal ini sangat beralasan karena UT menerapkan sistem belajar jarak jauh dan terbuka. Istilah jarak jauh berarti pembelajaran tidak dilakukan secara tatap muka, melainkan menggunakan media, baik media cetak (modul) maupun non-cetak (audio/video, komputer/internet, siaran radio dan televisi). Definisi terbuka berarti tidak adanya pembatasan usia, tahun ijazah, masa belajar, waktu registrasi, dan frekuensi mengikuti ujian. Batasan yang ada hanyalah bahwa setiap mahasiswa Universitas Terbuka sudah menamatkan jenjang pendidikan menengah atas dan sederajat.
5. Mandiri dengan Teknologi
Informasi
JAKARTA - Anak muda kini semakin berminat kuliah di Pendidikan Tinggi Terbuka Jarak Jauh (PTTJJ). Konsep teknologi yang mendasari
sistem pengajaran yang menyebabkan tingginya minat tersebut.
UT sudah menyediakan aplikasi kuliah yang bisa diunduh di
telepon seluler (ponsel) android. Mulai bahan ajar digital interaktif, akses
perpustakaan digital, daftar ujian, hingga komunikasi antarsiswa bisa dilakukan
di aplikasi tersebut. Saat ini mereka sedang mengembangkan ujian online
berbasis internet dengan pengawasan online.
Keunggulan UT dibandingkan dengan perguruan tinggi lain yang menonjol adalah adanya fasilitas tutorial online. Dengan kata lain, mahasiswa juga dipandu oleh tutor online (tuton) yang memberikan materi kuliah dan tugas secara online dengan jeda waktu tertentu. Dalam konteks ini, mahasiswa harus mengetahui jadwal kuliah dan ujian akhir semester terlebih dahulu.
Syarat untuk berhasil menempuh
pendidikan di Universitas Terbuka adalah kemandirian. Cara belajar mandiri
menghendaki mahasiswa untuk belajar atas prakarsa atau inisiatif sendiri.
Pengertian mandiri disini dapat dilakukan secara kelompok maupun sendirian.
Hal ini sangat memungkinkan karena Universitas Terbuka menyediakan bahan kuliah yang dibuat khusus untuk dipelajari secara mandiri. Kemandirian belajar di Universitas Terbuka sangat dipengaruhi oleh kapabilitas mahasiswa dalam belajar secara efisien. Untuk mendapatkan pembelajaran mandiri dan efisien, mahasiswa Universitas Terbuka dituntut untuk memiliki kedisiplinan tinggi, kreatif, dinamis, inisiatif, inovatif dan motivasi belajar membara. Tentunya diiringi dengan kemampuan membagi waktu.
Hal ini sangat memungkinkan karena Universitas Terbuka menyediakan bahan kuliah yang dibuat khusus untuk dipelajari secara mandiri. Kemandirian belajar di Universitas Terbuka sangat dipengaruhi oleh kapabilitas mahasiswa dalam belajar secara efisien. Untuk mendapatkan pembelajaran mandiri dan efisien, mahasiswa Universitas Terbuka dituntut untuk memiliki kedisiplinan tinggi, kreatif, dinamis, inisiatif, inovatif dan motivasi belajar membara. Tentunya diiringi dengan kemampuan membagi waktu.
Mahasiswa juga dimanjakan dengan
perpustakaan digital, tutorial online, radio dan televisi, audio video dan
berbagai bahan ajar lain yang mudah digunakan, berkualitas dan murah. Bagi yang
tinggal di daerah terpencil atau jauh dari perkotaan, mahasiswa dapat dapat
meminta bantuan tutorial melalui Unit Program Belajar Jarak Jauh Universitas
Terbuka (UPBJJ-UT) setempat.
6. Bebas Biaya Bangunan dan Uang Pangkal
UT adalah kampus wong kecil kata teman saya. Di UT tidak ada uang gedung puluhan juta yang harus dibayar. Mahasiswa-mahasiswa di UT bukan mahasiswa golongan menengah ke atas yang setiap hari bisa membawa mobil keluaran terbaru, memakai ultra book atau tablet pc berharga jutaan rupiah.
Banyak mahasiswa UT yang tidak mampu membeli komputer. Bahkan ada mahasiswa yang membeli netbook saja sudah merupakan impian yang belum terwujud, tetapi jadi sarjana dan meraih pendidikan adalah tujuan utama. Memiliki komputer adalah kemewahan.
7. Tidak memandang usia dan lulusan tahun berapa, yang penting lulusan
SMA/SMK sederajat. Bahkan yang Lulusan Paket C juga bisa mendaftar.
Betul sekali,
Kuliah di UT Tidak memandang usia dan lulusan tahun berapa, yang penting
lulusan SMA/SMK sederajat. Bahkan Pemerintah Jamin Lulusan Kejar Paket C Bisa Kuliah di Universitas Terbuka.
Yang penting ada niat untuk melanjutkan perkuliahan dan mempunyai cita-cita
menjadi sarjana. [INFO PENDAFTARAN]
Bagaimana dengan lulusan Pondok Pesantren ? apakah bisa melanjutkan kuliah ?
Bagaimana dengan lulusan Pondok Pesantren ? apakah bisa melanjutkan kuliah ?
Peluang lulusan pondok pesantren (setingkat SMA) untuk
melanjutkan pendidikan jenjang perguruan tinggi (PT) kian terbuka lebar. Kebijakan UT ini sekaligus menjadi 'kado' bagi para santri
dalam peringatan Hari Santri Nasional (HSN) beberapa waktu lalu.
Para santri
yang sudah memiliki ijazah pesantren setingkat SMA, sekarang tidak perlu lagi mencari ijazah Kejar Paket C
untuk mendaftar ke UT.
UT juga menyediakan ribuan beasiswa yang bisa diakses para
santri, khususnya santri yang kurang mampu. Bahkan beasiswa yang diberikan UT
untuk santri bisa delapan semester penuh.
8. Fleksibel
TRIBUNNEWS.COM -- Buat mereka yang saat ini sedang bekerja dan berminat melanjutkan ke jenjang kuliah program S1, atau melanjutkan ke jenjang lebih tinggi lagi ke program magister (S2) untuk menunjang karier, kerap menghadapi kendala menyangkut manajemen waktunya.
Mereka khawatir kesulitan membagi
waktu antara untuk pekerjaan dan kuliah serta untuk waktu pribadi. Apalagi,
buat mereka yang sudah berkeluarga. Memang, saat ini banyak perguruan tinggi
yang menawarkan kuliah malam melalui program ekstensi yang bisa dijalani usai
bekerja, tapi tetap saja harus mengalokasikan waktu buat datang ke kampus
mengikuti perkuliahan.
Sebenarnya saat ini sudah ada
solusi buat mereka yang menghadapi kendala semacam itu. Yakni, kuliah di
Universitas Terbuka (UT). Banyak orang yang belum mengetahui bahwa menuntut
ilmu di UT sama bagusnya dengan kuliah konvensional. Apalagi, UT berstatus
perguruan tinggi negeri yang mutu pendidikan dikelola oleh pengajar
berkompeten.
Prof Tian Belawati M Ed Ph D,
Rektor UT dalam paparan videonya di sebuah seminar tentang sumber daya manusia
di Kampus Universitas Terbuka, Pondok Cabe, Tangerang Selatan, baru- baru ini
mengatakan, UT adalah universitas berstatus negeri. Sifatnya yang terbuka,
memungkinkan siapa saja bisa menjalani perkuliahan dengan sangat fleksibel, di
mana saja dan kapan saja tanpa batasan usia. Juga, mahasiswa juga diberi
fleksibilitas menyelesaikan perkuliahannya sampai selesai, menyesuaikan dengan
kesibukan hariannya.
9. Bisa Kerja sambil kuliah
Ada bermacam
motif yang sudah menjadi mahasiswa di tempat lain tapi karena ingin kuliah
doble akhirnya mendaftar lagi di Universitas Terbuka. Ada yang sudah bekerja
tetapi tidak punya waktu untu kuliah dan dananya juga sangat terbatas.
Mereka yang sudah bekerja profesinya bermacam-macam, ada pramuwisma, TKI di luar negeri, penjaga toko, buruh, guru honorer, kuli bangunan, tukang ojek , karyawan,dan lain sebagainya.
Mereka yang sudah bekerja profesinya bermacam-macam, ada pramuwisma, TKI di luar negeri, penjaga toko, buruh, guru honorer, kuli bangunan, tukang ojek , karyawan,dan lain sebagainya.
Mereka memilih kuliah di
Universitas terbuka karena tidak punya banyak waktu,uang terbatas karena gaji
kecil,tetapi keinginan kuat untu kuliah.Sistem kuliah di Universitas Terbuka
yang tidak punya kelas,tidak ada dosen di kelas,tidak ada teman sekelas dan
belajar tutorial lewat internet.Belajar di Universitas Terbuka memerlukan
kemandirian dan kemauan yang besar.Selain itu memiliki mdul merupakan
kewajiban.Tetapi ada juga teman saya yang tidak sanggup membeli modul .
10. Lebih Efisien dari biaya dan waktu
Dua mahasiswi UT angkatan 2015 dan 2016 ini kuliah di UT saat lulus SMA. Mereka mendapatkan program beasiswa bidikmisi.
"Kalau saya suka UT karena di Papua itu susah cari PTN bagus. Banyak yang akreditasinya C, makanya saya pilih UT karena terkreditasi A," ujar Sukma.
Sementara Febby mendaftar kuliah di UT karena dimasukkan sanggar seni tempat dia belajar. Peserta Disporseni ini merasa bersyukur karena bisa mendapatkan beasiswa bidikmisi.
"Kuliah di UT itu wajib tatap muka sepekan tiga kali. Selebihnya online tapi cara belajarnya mudah karena kami bisa dialog langsung dengan dosen lewat tutorial web," tandasnya. (esy/jpnn)
Dua mahasiswi UT angkatan 2015 dan 2016 ini kuliah di UT saat lulus SMA. Mereka mendapatkan program beasiswa bidikmisi.
"Kalau saya suka UT karena di Papua itu susah cari PTN bagus. Banyak yang akreditasinya C, makanya saya pilih UT karena terkreditasi A," ujar Sukma.
Sementara Febby mendaftar kuliah di UT karena dimasukkan sanggar seni tempat dia belajar. Peserta Disporseni ini merasa bersyukur karena bisa mendapatkan beasiswa bidikmisi.
"Kuliah di UT itu wajib tatap muka sepekan tiga kali. Selebihnya online tapi cara belajarnya mudah karena kami bisa dialog langsung dengan dosen lewat tutorial web," tandasnya. (esy/jpnn)
Video Peresmian Universitas Terbuka:
Sumber:
Info Pendaftaran Mahasiswa Baru: http://bit.ly/eformPendaftaran