Pengetahuan merupakan jawaban terhadap
keingintahuan manusia tentang kejadian atau gejala yang terjadi di alam
semesta, baik dalam bentuk fakta, konsep, atau prinsip. Sedangkan Ilmu pengetahuan merupakan produk atau
hasil dari suatu pencarian dengan cara atau metode ilmiah. Pengetahuan berbeda
dengan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan pasti berasal dari pengetahuan,
tetapi pengetahuan belum tentu bisa menjadi ilmu pengetahuan.
Etika penelitian
sosial adalah
suatu hal yang sangat penting dalam penelitian sosial, karena sebagian besar
penelitian sosial melibatkan anggota masyarakat sebagai objek penelitian. Objek
penelitian sosial yaitu perilaku sosial manusia. Perilaku sosial manusia adalah
proses dan aktivitas manusia dalam kehidupan sosial, ekonomi,budaya, dan
politiknya. Jadi yang diteliti adalah perilakunya atau aktivitasnya, bukan
manusianya.
Saya cukup terperanjat kaget saat dalam suatu forum tidak ada yang mengerti tentang Metode Ilmiah. Padahal dalam forum itu berisi mayoritas mahasiswa yang akrab dengan bidang penalaran. Tetapi ternyata miskonsepsi tentang metode ilmiah sudah sangat melenceng jauh. Saat saya melontarkan tentang metode ilmiah, tanggapan yang langsung keluar dari peserta forum memberikan pandangan yang sangat sempit. Metode ilmiah dicitrakan dengan penelitian-penelitian ilmu eksakta yang membosankan. Ok sudah cukup, berarti banyak yang sudah keblinger memandang metode ilmiah.
Apa benar seperti itu?
Bila dikatakan
metode ilmiah memiliki hubungan dengan penelitian-penelitian eksakta, yap benar
sekali. Tetapi yang harus menjadi garis bawah adalah bukan hanya itu. Metode
ilmiah bukanlah suatu istilah yang mensyaratkan suatu output secara explisit.
Metode ilmiah hanyalah suatu urutan proses yang harus dilakukan untuk
menghasilkan suatu karya ilmiah.
“Apa itu
karya ilmiah ? Suatu karya boleh dikatakan ilmiah bila proses pembuatan karya
harus mengikuti kaidah-kaidah ilmu pengetahuan antara lain berdasarkan bukti
yang empiris dan terukur melalui prinsip penalaran yang spesifik”
Metode ilmiah adalah suatu urutan kerja yang
dibuat dan disepakati -hampir- semua ilmuwan untuk membuat suatu karya ilmiah.
Kenapa suatu urutan kerja ini disepakati? Karena harus disadari bahwa
kecenderungan personal (kepercayaan, agama, dan budaya) seorang ilmuwan akan
mempengaruhi interpretasi akan suatu fenomena. Oleh karena itu diperlukan suatu
metode umum yang digunakan untuk memperkecil pengaruh kecenderungan tersebut.
Rasanya tidak
bertanggung jawab kalau saya tidak memberikan penjelasan tentang urutan kerja
dalam metode ilmiah. Metode ilmiah memiliki empat tahap utama yaitu :
1.
Observasi dan
pendeskripsian fenomena
2.
Pembuatan
hipotesis
3.
Prediksi
4.
Experimen / tes
·
Observasi dan
pendeskripsian fenomena
Dalam tahap
inilah seorang ilmuwan mulai menyusun pertanyaan-pertanyaan kritis akan suatu
fenomena. Pertanyaan yang dihasilkan akan menjadi titik tolak untuk mencari
informasi lebih lanjut akan fenomena yang diamati. Informasi yang biasa dicari
adalah karakterisitik dan definisi dari berbagai aspek yang meliputi fenomena
yang ada.
Dalam tahap
inilah biasanya kawan-kawan melakukan identifikasi masalah.
·
Pembuatan
Hipotesis
Hipotesis adalah
penjelasan awal yang dibuat ilmuan untuk suatu fenomena yang terjadi. Banyak
orang mengatakan bahwa hipotesis adalah tebakan pintar dari suatu fenomena.
Pembuatan hipotesis awal mengijinkan seorang ilmuwan untuk menggunakan cara
apapun. Gunakan ide gila kawan-kawan, boleh juga mendasarkan diri pada berbagai
bahan yang telah Anda kumpulkan. Satu catatan penting adalah jangan lupa untuk
membuat hipotesis awal anda dapat dites.
·
Prediksi
Setelah suatu
hipotesis terbentuk tentunya dapat digunakan untuk melakukan prediksi akan
berbagai hal yang berhubungan dengan fenomena.
Contohnya :
1. Hipotesis
=> Oksigen terkandung di dalam zat cair
Prediksi =>
Manusia dapat menghirup zat cair saat bernafas
2. Hipotesis
=> Kepala suku memiliki pengaruh terhadap kehidupan setiap keluarga
Prediksi =>
Kepala suku dapat memerintahkan seorang lelaki menceraikan istrinya
·
Experimen / tes
Pada tahap
inilah dilakukan pembuktian dari suatu prediksi. Experimen maupun test dapat
berupa pengumpulan data dilapangan, percobaan disuatu lingkungan laboratorium
yang terkontrol ataupun berupa studi fenomenologi.
Kesalahan konsepsi pihak yang lain
Karena salah
salah pengertian yang terjadi diawal tadi, banyak kawan-kawan saya jadi
meremehkan penting metode ilmiah. Mereka memandang karya ilmiah yang beredar
dikalangan mahasiswa hanyalah sampah yang tidak melewati proses penalaran yang
dalam. Saya tidak dapat menyalahkan mereka juga, karena kebanyakan karya ilmiah
keluaran mahasiswa hanyalah proyek tidak berkualitas secara keilmuan.
Pada dasarnya
untuk mempraktikan metode ilmiah harus dibekali penalaran yang baik. Pemahaman
akan Falsafah ilmu pengetahuan, logika hingga praktik dialektika yang kuat
adalah syarat dasar seseorang mampu menjalankan metode ilmiah dengan baik.
Inilah yang sering dilupakan oleh kawan-kawan saya yang produktif membuat
karya-karya ilmiah.
Sehingga koreksi
yang harus dilakukan adalah bagi kawan-kawan yang selama ini membuat karya
ilmiah tetapi tidak paham tentang dasar berpikir yang baik maka cepatlah
bertaubat. Sudah cukup kawan-kawan saya muak dengan karya tulis sampah yang
tidak diolah dengan pemikiran yang dalam. Minimal pahami falsafah ilmu
pengetahuan, logika formal dan proses dialektis. Sehingga hasil karya ilmiah
yang dihasilkan menjadi lebih berbobot.
Metode Ilmiah dan Hipotesis |
Wajib dimengerti
Bagi mahasiswa
penalaran maupun masyarakat ilmuwan metode ilmiah hukumnya wajib untuk
dimengerti. Bukan hanya ini adalah patokan dasar seorang ilmuwan untuk
menghasilkan karya ilmiah, tetapi karena urutan kerja pada metode ilmiah
berlaku untuk hal yang lebih umum. Seorang yang berpikir kritis seharusnya
memiliki acuan berpikir yang jelas, sehingga buah pikirnya berkualitas.
Sekarang seharusnya pandangan akan metode
ilmiah lebih luas dan jelas. Metode ilmiah hanyalah urutan kerja semata.
Keluaran karya berupa penelitian di bidang eksakta ataupun sosial tentu tidak
dibatasi oleh metode ilmiah.
Sumber :
[2] Scientific
Method in the Social Sciences, Paul Zeiger
0 Komentar