Masyarakat Ekonomi ASEAN adalah sebuah kesepakatan antara negara-negara di Asia Tenggara yang membuka pasar bebas di kawasan ini. ASEAN Economic Community (AEC) adalah sebuah integrasi ekonomi ASEAN dalam menghadapi perdagangan bebas antarnegara-negara ASEAN. Seluruh negara anggota ASEAN telah menyepakati perjanjian ini. MEA dirancang untuk mewujudkan Wawasan ASEAN 2020.
Youtube:ASEAN and it's member countrie's |
Tantangan besar ini menanti pemuda/i Indonesia dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi
Asean (MEA). Dengan dibukanya pasar bebas di kawasan Asia Tenggara, segala
kegiatan ekonomi seperti ekspor dan impor barang, investasi, jasa, modal, dan
tenaga kerja harus siap bersaing. Sebagai generasi penerus bangsa, para pemuda
harus mempersiapkan bekal agar dapat bersaing di masa depan, khususnya di
bidang jasa dan tenaga kerja.
Kita nggak lagi bersaing dengan orang Indonesia, tapi juga
dengan orang asing di dunia kerja. Yang perlu kita siapkan itu hard skill dan
soft skill. Dengan kata lain, Skill dan Attitude. Jadi, daripada kita kena
gusur, Yuk, persiapkan bekal untuk bersaing di masa depan!
Ada beberapa hal yang bisa dipersiapkan oleh kalian para
mahasiswa dalam menghadapi MEA. Kami telah merangkumnya dari beberapa sumber
dan artikel. Berikut diantaranya;
1. Leadership
Orang yang berbakat memimpin selalu dibutuhkan di mana saja.
Karena orang-orang seperti ini punya kecenderungan mengatur dan sangat peduli
akan kemajuan kelompoknya.
Tapi, kita bisa mempelajari seni memimpin dengan mulai menjadi
ketua kelas, ketua pensi, ketua OSIS
sampai mungkin kalau di dunia kuliah menjadi Ketua Senat / manager kelas. Akan ada banyak tanggung jawab yang akan dipikul.
Tujuannya jelas memajukan organisasi dan mengembangkan orang-orang yang kita
pimpin.
2. Project Management
Bisa diartikan sebagai pengetahuan untuk merancang sebuah
proyek. Yang dirancang adalah waktu, kekuatan dan kelemahan yang kita punya.
Intinya, belajar bekerja secara profesional. Bagaimana kita bekerja dalam tim
dan secara personal.
3. Negosiasi dan
Mediasi
Negosiasi dan mediasi itu bisa belajar dari organisasi yang
kita ikuti di sekolah, seperti OSIS atau ekskul. Negosiasi dengan guru atau
pihak sekolah tentang penyelenggaraan pensi, atau jadi mediasi pihak-pihak yang
bertikai dalam tawuran pelajar, bisa menjadi ajang untuk belajar dua hal ini.
Di dunia kuliah akan lebih banyak terpakai. Apalagi di dunia kerja.
4. Cari Informasi
Ada pepatah yang mengatakan untuk berperang kita harus
mengenal medan perang, musuh, dan taktik. Begitu pun bersaing dalam MEA. Cari
informasi sebanyak mungkin tentang MEA, negara anggota MEA, dan segala hal yang
berkaitan dengan MEA. Selalu perbarui informasi dan pantau perkembangannya.
5. Menguasai Bahasa
Asing
Untuk menghadapi pesaing yang gak cuma datang dari dalam
negeri, wajib banget menguasai bahasa asing minimal Bahasa Inggris. Kenapa?
Tentu saja karena Bahasa Inggris menjadi bahasa kedua di beberapa negara ASEAN.
Bahasa Inggris akan mempermudah kita berinteraksi. Lebih baik lagi jika
menguasai bahasa resmi di beberapa Negara ASEAN seperti bahasa Thai, Melayu,
dan Burma.
6. Networking
Memiliki banyak teman bisa memperluas jaringan. Dimulai dari
lingkungan rumah maupun kampus, seperti aktif berorganisasi atau ikut kegiatan
pemuda di lingkungan rumah. Manfaatkan juga keberadaan media sosial untuk
menambah teman dan jaringan dari Asia Tenggara sehingga bisa memperkaya
pengetahuan kita tentang MEA dan menemukan peluang karir di masa depan.
7. Upgrade Skill
Meningkatkan kemampuan diri seperti ikut kursus, pelatihan,
dan seminar. Jangan membatasi diri untuk belajar hal-hal baru dan selalu
berpikir maju. Asah kreativitas dan kemampuan dengan mengikuti beberapa
kompetisi untuk melihat seberapa jauh skill kamu berkembang.
8. Public Speaking
Kemampuan berbicara di depan umum penting juga dikuasai
karena menjadi salah satu penunjang dalam bersaing di era global ini. Selain
melatih kepercayaan diri, public speaking akan meningkatkan keterampilan dalam
berbicara dan berpikir kritis.
9. Profesionalisme
Ambil sertifikasi profesi dari lembaga sertifikasi.
Sertifikasi profesi dapat digunakan untuk mengukur standar kompetensi
profesionalisme. Selain itu dapat pula dijadikan upaya menaikkan daya saing
pekerja lokal yang berkualitas dengan pekerja asing. Profesionalisme di sini
dapat diartikan tekun, kerja keras, dan fokus.
10. Good Attitude
Jika semua poin-poin di atas sudah kalian miliki, jangan lupa
attitude yang baik. Dengan adanya
attitude yang baik, orang-orang yang bekerja sama dengan kita akan respect dan
menghargai semua kemampuan kita. Apalagi bangsa Indonesia dikenal dengan
keramahtamahannya yang bisa menjadi nilai tambah dalam bersaing.
11. Rendah Hati
Kata orang, lulusan Indonesia kebanyakan bukan rendah hati,
tapi rendah diri. Rendah diri artinya nggak pede. Tapi rendah hati itu nggak
membanggakan diri atas prestasinya.
Rendah hati lahir dari kesadaran bahwa “masih ada langit, di
atas langit”. Kita masih terus harus belajar. Banyak orang hebat, di atas kita.
12. Openness
Pikiran yang terbuka atau open minded sangat berguna ketika
kita masuk ke dunia atau lingkungan baru. Menerima perbedaan pandangan, dan budaya
adalah salah satu contohnya. Dalam persaingan kerja, sifat ini diperlukan untuk
memahami masalah-masalah antar personal di kantor atau organisasi. Modal
keramahtamahan orang Indonesia bisa jadi nilai plus.
13. Ingin Tahu dan
Kritis
Akibat dari dua sifat ini adalah jadi sering bertanya. Bukan
nanya-nanya nggak jelas, tapi bertanya untuk memperkaya pengetahuan. Rasa ingin
tahu yang besar menandakan kita haus akan pengetahuan. Sementara rasa kritis
diperlukan supaya kita nggak cepat puas, dan selalu ingin mencari jawaban yang
lebih baik lagi.
Hemm, bagaimana? Sudah Siap Mengahadapi nya ?
a presentation of the Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) and it's member countries.
Sumber:
1. http://www.inspiratorfreak.com/7-tips-mahasiswa-dalam-menghadapi-mea/
2. https://www.getscoop.com/berita/kiat-mempersiapkan-diri-menghadapi-mea/
3. wikipedia: https://id.wikipedia.org/wiki/Masyarakat_Ekonomi_ASEAN
4. Youtube